1.234 Pemudi se-Solo Raya Hadiri Kajian, Al-Ustadz Nur Kholid Syaifullah Ingatkan untuk Bijak Gunakan Teknologi agar Tidak Tergerus Zaman

Sumber foto: Ukti Nawi

KARANGANYAR, JAWA TENGAH – Generasi Islam saat ini tengah dirusak. Ada tiga unsur yang dirusak, di antaranya adalah pemuda, wanita dan media massa.

Hal inilah yang diungkapkan Pimpinan Pusat Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA), Al-Ustadz Nur Kholid Syaifullah, Lc., M.Hum., dalam kajian pemudi dengan tema “4F: Fun, Food, Fashion, Film, Bagaimana Aku Menyikapinya?” di Gedung MTA Perwakilan Karanganyar, Jalan Lawu, Kecamatan Bejen, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (17/2/2024).

Al-Ustadz menuturkan bagaimana pemuda dirusak dengan menjadikan mereka tidak ingat kepada Rabb-nya, tidak tahu siapa suri tauladan yang sesungguhnya dan tidak lagi dekat dengan kitab sucinya. Dirusaknya pemuda, ungkap Al-Ustadz, akan memberikan dampak yang sangat besar.

“Pemuda-pemudi punya potensi yang besar, pola pikir yang kuat, fisik yang prima dan cita-cita yang tinggi. Maka, yang dirusak pemuda-pemudinya, diberikan hiburan demi hiburan, kesenangan demi kesenangan supaya jauh dari Allah. Supaya jauh dari tuntunan Rasulullah. Dan jauh dari Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang abadi,” ujar beliau.

Di era digital ini, segala macam hiburan dan kesenangan bisa dengan mudah diakses melalui ponsel yang sering dijuluki sebagai “Setan Gepeng”. Pemakainya seringkali terlena menggunakannya. Bukan hanya hal yang sia-sia, fasilitas untuk berbuat kemaksiatan pun terbuka lebar-lebar. Namun, keberadaan ponsel ini bisa juga digunakan untuk menebar kebaikan tergantung bagaimana memanfaatkannya.

“Kalau tidak bijaksana menyikapinya, kita (bisa-red) tergerus oleh zaman. Sia-sia waktu yang Allah berikan pada kita. Kita habiskan untuk perbuatan yang sia-sia. Meskipun tidak bermaksiat, namun jika sehari ada 24 jam, kemudian sekian jam kita habiskan untuk bermain media sosial sebagai wujud kesenangan berarti sia-sia waktu yang telah Allah berikan,” tutur Al-Ustadz.

Ada Aturan dan Batasan

Terkait tema dalam kajian yang dihadiri oleh 1.234 pemudi se-Solo Raya dan beberapa kota lainnya itu, Al-Ustadz menjelaskan bahwa semua bentuk hiburan dan kesenangan itu sebenarnya dibolehkan, tetapi ada aturan dan batasannya. “Islam itu bukan agama yang saklek. Islam tidak melarang umatnya untuk punya kesenangan. Islam juga tidak melarang umatnya untuk menyenangi dunia ini. Semuanya itu dibolehkan, tetapi ada aturan dan batasannya,” kata beliau.

Al-Ustadz mengungkapkan semua bentuk hiburan dan kesenangan jika melanggar aturan agama, apalagi sampai melalaikan dari mengingat Allah, maka inilah yang dilarang oleh Islam.

“Hanya hamba-hamba Allah yang beriman yang tidak akan merugi oleh al-ashr (waktu-red). Sedahsyat apapun perubahan zaman, semaju apapun perubahan zaman, tetap dia lalui dengan keimanan penuh kepada Allah. Itulah manusia yang tidak rugi,” tandas Al-Ustadz. (isn/media)