Dunia dalam genggaman, akherat di hati dan kematian di pelupuk mata

Dalam beberapa kali kesempatan al-ustadz Nur Kholid Syaifullah selaku pimpinan pusat MTA menyampaikan adanya jargon atau slogan bagi warga MTA yaitu “Dunia dalam genggaman, akherat di hati dan kematian di pelupuk mata”.

Pada kesempatan jihad pagi 18 Februari 2024 ini juga menjelaskan kembali karena adanya pertanyaan dari peserta jihad pagi, bahwa maksud dari jargon tersebut adalah dunia itu cukup di dalam genggaman tangan kita, karena sesuatu yang ada di genggaman tangan kita pasti akan lepa, apapun yg ditangan kita pasti akan lepas atau dilepaskan, karena kenikmatan dunia hanya sedikit sekali atau hanya kecil sekali sehingga akan mudah terlepas dari genggaman tangan kita.

Kesenangan dunia dibandingkan akherat seperti jari telunjuk yang dimasukkan ke dalam air laut, maka lihatlah seberapa banyak air yang akan menetes kembali, itulah kenikmatan dunia itu bagaikan air yang menetes kembali tersebut.
Di dalam hadits juga disebutkan :

عَنْ قَيْسٍ قَالَ: سَمِعْتُ مُسْتَوْرِدًا اَخَا بَنِى فِهْرٍ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ اللهِ، مَا الدُّنْيَا فِى اْلآخِرَةِ اِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ اَحَدُكُمْ اِصْبَعَهُ ه?ذِهِ. (وَ اَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ) فِى الْيَمّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ. مسلم 4: 2193

Dari Qais, ia berkata : Aku mendengar Mustaurid saudara dari Bani Fihr berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, tidaklah kehidupan dunia ini jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat, kecuali seperti salah seorang diantara kalian memasukkan jarinya ini ke dalam laut. (Yahya (perawi) sambil menunjukkan jari telunjuknya), maka lihatlah seberapa air yang menetes kembali”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2193]

Sedangkan maksud akherat harus di hati itu jangan sampai kita kehilangan akherat kita, karena akan bersediah dan menyesal karena kehilangan sesuai yg dicintai.
Kadang kita terbalik-balik ketika kita kehilangan dunia luar biasa kecewanya, tetapi begitu kehilangan akherat seperti kehilangan waktu sholat, kehilangan kesempatan ngaji kita malah merasa tenang -tenang saja, padahal Allah perintahkan agar dunia itu jangan sebatas kita lupakan saja, bukan yang utama, tapi kebahagiaan kampung akheratlah yang harus kita kejar.
Sebagaimana Allah firmankan dalam salah satu ayatnya :

وَا بْتَغِ  فِيْمَاۤ  اٰتٰٮكَ  اللّٰهُ  الدَّا رَ  الْاٰ خِرَةَ  وَلَا  تَنْسَ  نَصِيْبَكَ  مِنَ  الدُّنْيَا  وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ  اَحْسَنَ  اللّٰهُ  اِلَيْكَ  وَلَا  تَبْغِ  الْـفَسَا دَ  فِى  الْاَ رْضِ  ۗ اِنَّ  اللّٰهَ  لَا  يُحِبُّ  الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
[QS. Al-Qasas 28: Ayat 77]
Karena itu jika kita kehilangan akherat ini harusnya sangat sedih dan betul-betul menyesal.

Kematian di pelupuk mata itu maksudnya kematian kita itu sangat dekat, sekalipun kita tidak tahu kapan akan mati tetapi jelas kita semua akan mati, maka dari itu kematian kita itu sangat dekat bagaikan di pelupuk mata kita. Karena begitu dekatnya kematian kita maka jangan coba-coba untuk durhaka dan mengkhianati Allah dan rasulnya.

Semoga kita semua bisa memegang teguh jargon atau semboyan tersebut untuk diamalkan dalam kehidupan kita …