Profil Yayasan

PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN

Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) merupakan sebuah badan hukum berbentuk Yayasan yang bergerak dibidang Dakwah Islamiyyah, sosial dan Pendidikan dengan kedudukan (kantor pusat) di Surakarta. MTA didirikan oleh Almarhum Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tanggal 19 September 1972.

BADAN HUKUM

Secara resmi MTA didaftarkan sebagai badan hukum dalam bentuk yayasan dengan akta notaris R. Soegondo Notodisoerjo Notaris di Surakarta nomor 23 tahun 1974.

Kemudian untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang RI tentang Yayasan (terakhir diubah dengan UU No 28 Tahun 2004), Yayasan MTA didaftarkan kembali dengan akta notaris Budi Yojantiningrum, SH, Notaris di Karanganyar, nomor 01 tanggal 6 September 2006, dan disahkan oleh Menkumham dengan Keputusan Menteri No. C-2510.HT.01.02 TH 2006, yang ditetapkan tanggal 03 November 2006 dan tercatat dalam Berita Negara tanggal 27 Februari 2007 No. 17.

 LATAR BELAKANG PENDIRIAN  

Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra, seorang muballigh yang karena profesinya sebagai pedagang mendapat kesempatan untuk berkeliling hampir ke seluruh Indonesia, melihat bahwa kondisi ummat Islam di Indonesia tertinggal karena ummat Islam di Indonesia kurang memahami Al Qur’an.

Oleh karena itu, sesuai dengan ucapan Imam Malik bahwa ummat Islam tidak akan dapat menjadi baik kecuali dengan apa yang telah menjadikan ummat Islam baik pada awalnya, yaitu Al Qur’an, Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra yakin bahwa ummat Islam Indonesia hanya akan dapat melakukan emansipasi apabila ummat Islam Indonesia mau kembali ke Al Qur’an. Demikianlah, maka Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra pun mendirikan MTA sebagai rintisan untuk mengajak ummat Islam kembali kepada Al Qur’an.

TUJUAN

Tujuan didirikannya MTA adalah untuk menyelenggarakan kegiatan dakwah dalam bentuk pengajian rutin mempelajari Tafsir Al – Qur’an yang bersumber dari kitab – kitab Tafsir Al-Qur’an karya mufassir – mufassir dan mempelajari Hadits Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari kitab – kitab hadits, menyelenggarakan kegiatan dibidang pendidikan, baik formal maupun non formal,  dan menyelenggarakan kegiatan sosial kemanusiaan, seperti donor darah, evakuasi korban bencana, serta bakti sosial kemanusiaan lainnya baik diselenggarakan secara mandiri maupun bekerjasama dengan Pemerintah, TNI dan Polri. MTA merupakan organisasi yang independen, tidak terikat dengan organisasi massa manapun dan partai politik apapun.

KANTOR PUSAT

Awal berdirinya Yayasan Majlis Tafsir Al – Qur’an (MTA) berkantor pusat di Jl. Serayu No 12, Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta. Seiring berjalannya waktu dengan semakin bertambahnya perwakilan dan cabang MTA yang kini menyebar hampir di seluruh Indonesia, diikuti pula semakin bertambahnya peserta pengajian rutin yang diselenggarakan Yayasan MTA, kantor pusat yang ada sudah tidak memadai lagi untuk menjalankan kegiatan. Dengan mengharap ridlo Allah SWT, alhamdulillah pada tanggal 8 Maret 2009 Kantor Pusat Yayasan Majlis Tafsir Al- Qur’an (MTA) berpindah ke Jl. Ronggowarsito No 111A Surakarta, yang pada saat itu diadakan upacara peresmian oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

STRUKTUR LEMBAGA

Struktur kelembagaan MTA terdiri atas Pusat, Perwakilan, dan Cabang. Pusat berkedudukan di Surakarta, perwakilan berkedudukan di tingkat kota/ kabupaten, dan cabang berkedudukan di tingkat kecamatan. Sampai dengan saat ini, MTA telah memiliki 132 perwakilan dan 471 cabang yang tersebar dari Takengon, Aceh hingga Merauke.

KEGIATAN

  • PENGAJIAN

Sesuai dengan tujuan pendirian MTA, yaitu untuk mengajak ummat Islam kembali kepada Al Qur’an, kegiatan utama di MTA berupa pengajian Al Qur’an dan As Sunnah. Pengajian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengajian gelombang dan pengajian umum.

Pengajian Gelombang

Pengajian gelombang adalah pengajian yang pesertanya (juga disebut dengan istilah warga) didaftar terlebih dahulu apabila ingin mengikuti dan setiap jadwal pengajian dicatat kehadirannya (tertib presensi). Pengajian gelombang ini dilaksanakan baik di pusat, di perwakilan dan di cabang MTA seluruh Indonesia minimal satu minggu sekali dengan hari yang ditetapkan oleh masng – masing perwakilan atau cabang. Dinamakan pengajian gelombang karena, biasanya pengajian terbagi dalam beberapa hari yang berbeda mengingat banyaknya jumlah peserta yang terdaftar.

Materi yang diberikan dalam pengajian gelombang ini adalah tafsir Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang bersumber dari Proses belajar mengajar dalam pengajian gelombang ini dilakukan dengan teknik ceramah dan tanya jawab. Guru pengajar menyajikan materi yang dibawakannya, kemudian diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan dari peserta. Dari sinilah, kajian tafsir Al Qur’an dan Hadits dapat berkembang ke kajian syari’at, kajian akhlak, kajian tarikh, dan permasalahan aktual sehari-hari.

Pengajian Umum

Pengajian umum adalah pengajian yang dibuka untuk umum, peserta yang datang tidak dicatat kehadirannya. Pengajian umum ini diselenggarakan rutin setiap hari Ahad pagi bertempat di Gedung Pusat MTA Jl. Ronggowarsito No 111A Surakarta. Pengajian umum ahad pagi ini sudah rutin terselenggara sejak awal berdirinya MTA. Sebelum MTA menempati gedung pusat yang baru, pengajian umum ahad pagi diselenggarakan di daerah Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Surakarta.

Setiap hari Ahad pagi sekitar 8000 orang dari berbagai daerah hadir mengikuti pengajian umum Ahad Pagi di Gedung Pusat MTA Jl. Ronggowarsito nomor 111A dengan tertib. Sejumlah tokoh nasional sempat hadir dan berkenan memberikan ceramah dalam Pengajian Umum Ahad Pag, mulai dari tokoh ulama yang berasal dari MUI Pusat, Guru Besar dari berbagai Universitas, Pimpinan Ormas Keagamaan dan Pondok Pesantren, maupun tokoh yang berasal dari kalangan pemerintahan mulai dari Pimpinan MPR, Pimpinan DPR, Menteri Kabinet, Panglima TNI, Pimpinan Lembaga Yudikatif dan lain sebagainya.

  • PENDIDIKAN

Pengamalan AL Qur’an membawa ke pembentukan kehidupan bersama berdasar Al Qur’an dan As Sunnah. Kehidupan bersama ini menuntut adanya berbagai kegiatan yang terorganisir untuk menunjang keberlangsungan dakwah. Guna mewujudkan cita – cita tersebut perlu diselenggarakannya pendidikan berdasarkan nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu, selain pengajian rutin yang diselenggarakan oleh MTA Pusat hingga Perwakilan dan Cabang, MTA memiliki divisi khusus yang menangani bidang pendidikan baik formal maupun non formal.

Pendidikan Formal

MTA menyelenggarakan pendidikan formal mulai dari Taman Kanak – Kanak (TK)  hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebagian besar Perwakilan atau Cabang MTA menyelenggarakan pendidikan TK. Pada tingkat dasar, MTA memiliki beberapa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Pada tingkat pendidikan menengah pertama, MTA memiliki Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan format Islamic Boarding School (IBS) dan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT). Selanjutnya, pada tingkat menengah atas MTA memiliki Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan format Islamic Boarding School (IBS). Selain menerapkan kurikulum nasional yang disusun oleh Kementerian Pendidikan, seluruh sekolah Yayasan MTA memberikan pembelajaran khusus kepada siswa/siswi nya mengenai penguatan nilai – nilai moral keagamaan. Alhamdulillah, sampai pada saat ini baik TK MTA hingga SMA MTA berhasil meraih prestasi akademik maupun non akademik yang sangat menggembirakan. Banyak lulusan SMA MTA yang diterima di Perguruan Tinggi pada fakultas atau prodi favorit, seperti Ilmu Hukum, Ekonomi, Teknik, Kedokteran, dll baik melalui jalur tes maupun melalui jalur prestasi (undangan/tanpa tes).

MTA juga memiliki pendidikan pesantren dengan nama Pondok Pesantren MTA. Pada tahun ajaran baru 2019/2020, dengan mengharap ridlo Allah SWT alhamdulillah Pondok Pesantren MTA memulai pembelajaran tahun pertamanya. Pondok Pesantren MTA terletak di Mojogedang, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah. Pondok Pesantren MTA, berpegang pada kurikulum pondok modern yang disebut dengan Kuliyyatul Mu’allimin Islamiyyah (KMI). Berdiri diatas tanah dengan luas tidak kurang dari 10 hektar, Pondok Pesantren MTA diharapkan dapat mencetak generasi – generasi penerus dakwah yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia.

Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal diselenggarakan oleh MTA antara lain TPA, PAUD, LPPT (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Tahsin) dan Lembaga Tahfidz.

  • KEGIATAN SOSIAL

Kehidupan bersama yang dijalin di MTA tidak hanya bermanfaat untuk warga  MTA  sendiri,  melainkan  juga untuk masyarakat pada umumnya. Dengan kebersamaan yang kokoh, berbagai kegiatan sosial kemanusiaan dapat dilakukan. Kegiatan sosial  kemanusiaan tersebut antara lain donor darah,  kerja  bhakti bersama dengan masyarakat maupun dengan apparat pemerintah sipil dan TNI/Polri,  evakuasi korban bencana, pemberian santunan berupa sembako, pakaian,   dan   obat-obatan   kepada masyarakat pada umumya yang sedang tertimpa musibah serta kegiatan sosial kemanusiaan lainnya. Donor  darah  dan  kerja  bhakti sudah mentradisi di MTA, baik di pusat, perwakilan, maupun cabang.  Donor darah dilakukan secara rutin tiga bulan sekali, baik di pusat, perwakilan,maupun cabang.

Setiap hari raya Idul Adha, MTA secara rutin menyembelih ribuan hewan qurban yang kemudian dibagikan kepada masyarakat. Pembagiannya diantarkan langsung ke rumah masing – masing penerima oleh panitia qurba MTA, sehingga tidak pernah ada warga masyarakat yang berebut pembagian daging qurban dari MTA.

Setiap peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, MTA di seluruh Indonesia membagikan paket sembako kepada masyarakat yang kurang mampu. Hal ini dilakukan dengan tujuan ketika peringatan hari kemerdekaan, tidak ada masyarakat yang kesusahan karena kesulitan mencukupi kebutuhan sehari – hari. Total puluhan ribu paket sembako dibagikan oleh MTA seluruh Indonesia ketika peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

  • KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Guna mendukung penyebaran dakwah islamiyyah yang berdasarkan Al – Qur’an & Sunnah, Majlis Tafsir Al – Quran (MTA) memiliki media penyiaran berupa televisi dengan nama MTATV dan Radio dengan nama Persada FM. Siaran MTATV dapat dinikmati secara terrestrial pada channel 52 UHF atau dapat pula disaksikan melalui Indihome (Useetv) pada channel 853. Adapun Radio Persada FM dapat dinikmati siarannya pada frekuensi 102.2 FM. Siaran MTATV maupun Radio Persada FM dapat pula dinikmati melalui live streaming pada: www.mtatv.net; www.mtafm.com; www.mta.or.id; dan dapat pula disimak melalui Youtube MTA TV. Seiring berjalannya waktu, Radio Persada FM telah berkembang dan memiliki beberapa radio jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia.

PERKEMBANGAN

Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra pendiri  memimpin MTA selama 20 tahun kurang 4 hari. Beliau meninggal pada tanggal 15 September 1992. Sampai saat menginggalnya beliau MTA sudah tersebar ke  wilayah Solo Raya, Semarang, DIY, Jawa Timur, Lombok, Bandung serta Jakarta. Sepeninggal Al Ustadz Thufail Saputra, MTA dipimpin oleh Al Ustadz Drs. Ahmad Sukina yang dipilih  secara aklamasi. Dalam kepemimpinan Al  Ustadz  Drs.  Ahmad  Sukina,  MTA semakin tumbuh subur dan berkembang ke berbagai  penjuru  Nusantara,  dari Aceh sampai ke Merauke. Pada tahun 2021 setelah Al  Ustadz  Drs.  Ahmad  Sukina meninggal, Kepemimpinan MTA dilanjutkan oleh Al Ustadz Nur Kholid Syaifulloh, Lc., M.Hum. yang dipilih  secara aklamasi.

PENUTUP

Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan gambaran tentang MTA, sebagai lembaga dakwah Islamiyyah dan Pendidikan yang sudah berdiri sejak tahun 1972. Namun, yang berkehendak ingin mengenal lebih dekat, dapat hadir dalam kajian-kajian MTA diseluruh Nusantara, atau bisa datang langsung ke Gedung Pengajian MTA Pusat di Jl. Ronggowarsito No. 111 A Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.