Membangun Generasi Milenial Yang Islami

Segala puji hanya layak untuk Allah, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya. Salam untuk seluruh Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya.

Disebut generasi  Milenial dikarenakan mereka terlahir pada awal abad 21, dan hal ini juga dapat dirasakan ketika awal abad 20, dimana manusia berubah dari abad sebelumnya memasuki abad berikutnya. Apakah perjalanan zaman dan peradaban akan terulang, maka akan terlihat sesuai dengan perjalanan waktu.

Namun semua sunatulah, semua  sudah Allah jelaskan kepada umat manusia lewat Al-Qur’an, apakah manusia hendak menempuh jalan yang medatangkan Rahmat Allah atau jalan yang mendatangkan murka Allah.

Allah menyampaikan firmannya dalam ayat-ayat berikut,

يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ ﴿٣١﴾ قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللّهِ الَّتِيَ أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالْطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِي لِلَّذِينَ آمَنُواْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ﴿٣٢﴾ قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُواْ بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ ﴿٣٣﴾ وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ ﴿٣٤﴾ يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٣٥﴾ وَالَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُواْ عَنْهَا أُوْلَـَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya :

  1. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
  2. Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.
  3. Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”.
  4. Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
  5. Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
  6. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

(QS 7, Al ‘Araaf ayat 31 sd 36)

Di dalam ayat 31, Allah memerintah kepada manusia untuk memakai pakaian-pakaian yang indah ketika datang ke masjid, dan memberitahu manusia agar mengatur makan minumnya, dan tidak berlebihan dalam makan dan minum.

Di dalam ayat 32, Bahwa segala yang Allah ciptakan dimuka bumi, baik berupa tumbuhan, hewan, batuan, logam, cairan dan gas, dapat dipergunakan manusia dalam hidupnya di muka bumi. Untuk dipakai memenuhi kebutuhan manusia dalam hidup di dunia untuk beribadah kepadaNya dan bila manusia mati dalam jalan iman dan amal sholeh, maka kenikmatan-kenikmatan  itu akan dilanjutkan di alam akherat. Sebaliknya bagi orang orang kafir mereka akan ditempatkan di neraka yang dipenuhi dengan kesusahan dan kesengsaraan.

Di dalam ayat 33, Allah menjelaskan berbagai hal yang diharamkan untuk manusia, larangan berbuat keji, larangan berbuat dosa, larangan  berbuat dhalim, larangan menyekutukan Allah, dan larangan membuat syareat palsu. Allah melarang segala hal-hal yang bila dilakukan akan mencelakakan jiwa dan raga manusia, baik secara pribadi atau sebagai masyarakat.

Di dalam ayat 34, Allah mengingatkan pada manusia agar selalu ingat akan kehidupan akherat. Walau seindah apapun dan senikmat apapun kehidupan di dunia, namun semua itu akan ditinggalkan.

Di dalam ayat 35, Allah memerintah agar selalu rajin belajar Al-Qur’an dan Sunnah dan kemudian hidup dijalan kepatuhan kepada Allah dan Rasulnya.Agar manusia selamat dan bahagia di dunia dan di akherat.

Di dalam ayat 35, Allah memberi tahu siapapun kalau mereka tidak mematuhi aturan Allah dan Rasul, maka mereka nantinya di akherat akan dijauhkan dari Allah dan akan ditempatkan di Api neraka.

Ayat ayat tersebut sangat menggugah para Pengajar dan Pendidik dizaman milenial ini, dimana pada zaman milenial ini, keindahan dunia semakin mengemuka, kenikmatan dunia semakin menggurita dan menggelora, warna hidup dengan gaya bermewah-mewah, berfoya-foya dan bahkan sibuk menikmati kelezatan dunia yang haram semakin merebak menjadi budaya.

Para Pengajar dan pendidik perlu semakin sadar bahwa generasi milenial membutuhkan bimbingan yang tertata rapi dan disiplin tinggi, serta diatur dengan aturan-aturan yang akan  menyadarkan generasi milenial dalam mendidik diri dalam menghayati pengamalan Al-Islam.

Pendidikan dan dak’wah Islam tidak bisa lagi dilakukan secara serampangan namun harus dilakukan dengan penuh disiplin dan rapi sebagaimana sekolah-sekolah formal telah menjadi gaya hidup. Maka hal ini yang sangat perlu disadari umat Islam, bahwa dakwah islam tidak cukup hanya dengan sekedar mendengarkan ceramah-ceramah saja, namun perlu dilakukan penataan sebagaimana pendidikan-pendidikan lain yang dilakukan dengan rapi dan teliti.

Allah SWT telah memberi  penjelasan bagaimana menggunakan berbagai fasilitas keindahan dunia untuk selalu digunakan untuk membangun iman dan amal sholeh. Dalam aplikasi nyata maka umat Islam diseyogyakan semakin memperbanyak sekolah-sekolah formal yang akan mendidik umat Islam sukses dalam hidup di suasana milenial saat ini.

Perlu disadarai banyaknya umat dengan kwalitas pendidikan yang serampangan, hanya akan menghasilkan umat yang sulit untuk diajak maju dan berjuang. Sebaliknya mereka-mereka yang terdidik dan terpelajar secara teliti dan disiplin akan menghasilkan manusia yang siap untuk sukses dalam hidup benar, walaupun zaman sudah memasuki gaya hidup milenial yang hedonis.

Semoga umat Islam hari ini semakin bersemangat untuk membelanjakan harta mereka untuk membangun sistem pendidikan yang semakin disiplin dan rapi serta teliti, untuk membangun generasi baru lebih berbobot, yang siap sukses dalam menghamba kepada Allah dan juga sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam kondisi apapun.   Wallahu ‘alam.