Jelang Silatnas Ke-4, MTA Gelar Seminar Sistem Pendidikan Pesantren

Laporan Muhamad Hasan

KARANGANYAR, JAWA TENGAH – Menjelang Silaturahmi Nasional Ke-4, Majlis Tafsir Al-Quran (MTA) menggelar kegiatan Seminar Sistem Pendidikan Pesantren, mendatangkan berbagai narasumber salah satunya dari Kairo, Mesir.

Kegiatan Seminar Sistem Pendidikan Pesantren dan Tajamuk Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) Jawa Tengah, berlangsung di Pondok Pesantren MTA, Pojok, Mojogedang, Karanganyar, pada Sabtu (2/9/2023) pagi.

Seminar dibuka secara langsung oleh Pimpinan Pusat MTA, sekaligus Pembina Pondok Pesantren MTA, Al Ustadz Nur Kholid Syaifullah, Lc, M.Hum.

Sejumlah narasumber pada seminar ini di antaranya, Pimpinan Pondok Modern Darrussalam Gontor, Prof. Dr. K.H Amal Fathullah Zarkasyi, M.A.; Pimpinan Pondok Modern Tazakka,  K.H. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D; Dekan  Fakultas Tarbiyah Gontor, Doktor Agus Budiman; serta Guru Besar Ekonomi dan Keuangan dari American University In Cairo Mesir, Prof. Dr. Mustofa Dasuki Kasbah.

Menurut Ketua Panitia Seminar, Ustadz Nur Kholis, kegiatan ini memberikan berbagai materi salah satunya tentang keuangan dalam pengembangan pondok pesantren.

“Mengelola pondok itu kan tidak sekedar bagaimana sistem itu dijalankan. Tetapi di sana ada bagaimana dana itu didapatkan, nah salah satunya dari Mesir itu dia punya inisiasi dan inovasi-inovasi bagaimana pendanaan itu bisa dihasilkan dari pondok,” jelas Ustadz Nur Kholis.

Dalam sambutannya, Al Ustadz Nur Kholid Syaifullah mengatakan, meski Pondok Pesantren MTA merupakan anak kandung dari Yayasan MTA, akan tetapi yayasan memberikan kebebasan kepada Ponpes MTA untuk terus menjalankan dan mengembangkan visi misi pondok pesantren.

“Majlis Tafsir Al-Qur’an memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada Pondok Pesantren MTA ini untuk terus menjalankan, mengembangkan apa yang menjadi visi misi dan cita-citanya,” ungkap Ustadz Nur Kholid.

Menghadirkan puluhan peserta dan tamu undangan dari pengasuh pondok pesantren alumni Pondok Gontor, seminar ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada pengasuh dan pengelola pondok pesantren, tentang nilai-nilai kepesantrenan yang dapat diinternalisasikan kepada para santri. (ida/media)