Hadiri Pengajian Ahad Pagi, Mantan Menkes Siti Fadilah Soroti Tren Kenaikan Kasus DBD di Indonesia

Laporan Muhammad Hasan

KOTA SOLO, JAWA TENGAH – Mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP., memberikan materi kesehatan terkait penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Pengajian Ahad Pagi di Gedung MTA Pusat, Jalan Ronggowarsito Nomor 111A Surakarta, Ahad (19/5/2024). Di hadapan ribuan peserta pengajian, mantan Menkes era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menyoroti kasus DBD yang mengalami tren kenaikan pada waktu belakangan ini.

Siti Fadilah menilai ada perbedaan kasus DBD pada masa dahulu dengan sekarang. Dahulu, lanjutnya, anak-anak kecil yang banyak terinfeksi DBD, namun sekarang justru orang dewasa rentang usia 30-45 tahun dan 17-30 tahun juga ikut terkena DBD.

“Jadi ini suatu hal yang sangat berbeda karakternya dengan demam berdarah yang dahulu. Makanya ini sangat perlu kita perbincangkan di sini bagaimana kita bisa menghindari,” kata Siti Fadilah.

Ia juga mengungkapkan hingga kini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan DBD sehingga masyarakat harus selalu berusaha menghindari gigitan nyamuk baik dengan cara pemberantasan sarang nyamuk maupun menggunakan kelambu saat tidur. Meskipun belum ditemukan obat, ia menambahkan ada beberapa jenis tanaman herbal dan buah-buahan yang bisa membantu mengurangi risiko penyakit DBD.

Lebih jauh Siti Fadilah menyampaikan agar masyarakat segera mencari tahu penyebab demam bila panas mulai dirasakan. “Sekarang (gejala DBD-red) tidak nampak ruam-ruamnya, kelenjar bengkak juga tidak nampak. Cuman seperti flu biasa, seperti masuk angin, lemes banget. Kalau Anda panas cepat-cepatlah tahu panasnya karena apa. Karena biasanya kalau terlambat itu jauh lebih parah daripada yang tidak terlambat. Bila ada gejala parah misal muntah-muntah, cepat-cepatlah datang ke rumah sakit,” tandasnya.

Sadar Tentang Kesehatan

Terkait merebaknya kasus DBD di berbagai daerah, dosen sekaligus ahli jantung ini menyampaikan, pembinaan kesehatan harus dilakukan agar masyarakat menjadi sadar dan paham tentang kesehatan.

“Musim demam berdarah, maka kita harus menyampaikan apa-apa yang perlu kita sampaikan pada jamaah MTA. Jadi, MTA ini selain fokus (mempelajari) tafsir Al-Qur’an tentu saja karena Majlis Tafsir Al-Qur’an, juga memikirkan jamaah di MTA itu sadar tentang kesehatan. Mudah-mudahan jamaah MTA ini selain pintar dalam ibadahnya, juga pintar dalam menjaga kesehatan. Karena kesehatan itu penting untuk kita dan untuk umat Islam keseluruhannya,” ujar Siti Fadilah ketika ditemui seusai memberikan materi kesehatan di Pengajian Ahad Pagi. (isn/media)